Separuh etika adalah tidak ikut campur terhadap hal yang bukan menjadi urusanmu.
Aku tak punya gelar. Tapi aku punya luka yang kutulis jadi jejak. Bukan prestasi yang bisa kau tepuk-tepuk di meja wawancara. Bukan angka yang bisa kau masukkan ke kolom nilai. Tapi sesuatu yang bertahan. Karena dipaksa bertahan.
Apa yang kulalui tak rapi. Pernah kulewati jalan yang sunyi, tanpa nama. Pernah kupeluk kegagalan, bukan sekali. Tapi semua itu—kubawa. Kubentuk. Kulempar ke halaman ini. Kalau kau ingin tahu siapa yang hidup dari kata, bukan dari koneksi—baca. Kalau kau ingin tahu bagaimana rasanya dibentuk bukan oleh pujian, tapi oleh kesendirian dan kerja yang tak dilihat—baca.
Portofolioku tak tampil seperti portofolio. Ia lebih mirip luka yang sudah berhenti berdarah tapi belum benar-benar sembuh. Ia bukan daftar pengalaman. Ia catatan napas—satu per satu—yang tetap kuhembuskan saat dunia bilang, “cukup, berhenti saja.”
Jadi, jika yang kau cari adalah kenyamanan, silakan tutup tab ini. Tapi jika yang kau cari adalah seseorang yang tetap hidup saat cahaya tak menyapanya, yang tetap menulis meski tak tahu siapa yang membaca, yang tetap berdiri meski tak ada panggung… Maka mari. Duduk sebentar. Aku akan bercerita. Tak pakai grafis. Tak pakai filter. Hanya aku. Dan semua yang kupilih untuk tetap kuceritakan, agar aku tak hilang.
Aku tak berjalan sendiri. Di sela kata yang kutulis dan kerja yang kutekuni, ada ruang-ruang bersama yang ikut membentukku—bukan sebagai pemanis, tapi sebagai fondasi. Tempat aku bertumbuh, belajar, dan menyalakan makna yang lebih luas dari sekadar diri sendiri.
Asparagus (Aspirasi Para Gus) — Ruang diskusi yang lahir dari keresahan anak-anak kiai. Kami tak hanya bicara agama, tapi juga menyulam harapan dan menyuarakan gagasan dari balik sarung, dengan kepala yang tak ingin berhenti berpikir, dan hati yang tetap ingin pulang.
Perpustakaan Jalanan —Tempat buku-buku tak butuh rak. Di sini, kata tumbuh di trotoar, di taman kota, di sela hiruk pikuk yang lupa caranya mendengar. Aku hadir, tak membawa banyak hal—hanya lembaran dan niat untuk berbagi suara yang lama dibungkam.
Standup Indo Kebumen — Karena aku percaya: tawa bisa jadi jembatan. Di atas panggung, aku menyisipkan keresahan lewat canda. Kritik sosial yang biasanya ditolak jadi lebih mudah diterima saat ia datang dengan senyum dan jeda yang pas.
Ikatan Remaja Islam Kalisalam — Di sini aku belajar mencintai desa, bukan lewat janji, tapi lewat kerja. Lewat gotong royong, lewat hadir langsung di jalanan kampung, lewat belajar memimpin bukan dari podium, tapi dari dapur dan lapangan.
Ruang-ruang ini bukan sekadar daftar di CV. Mereka adalah luka yang sembuh bersama, tawa yang jujur, dan doa yang tumbuh dari tanah. Dan aku, hanya seseorang yang kebetulan lewat dan memutuskan tinggal lebih lama. Karena di sana, aku merasa hidupku punya arti yang tak bisa kutulis sendirian.
Aku ada di jantung tim pemenangan Cagub dan Cawagub Andika Perkasa – Hendrar Prihadi. Bukan sekadar relawan. Aku ikut mengacaukan rutinitas, menanam strategi, dan menyusun narasi yang bisa bikin orang berpikir ulang sebelum nyoblos.
Di belakang nama Cabup dan Cawabup Arif Sugianto dan Ristawati, aku jadi tukang racik gagasan, visual, dan atmosfer. Tim kreatif? Ya, tapi lebih dari itu: aku memastikan kampanye terasa seperti suara warga, bukan brosur politik.
TikTok? Boleh coba cari “Unboxing Berkat.” 18 ribu pengikut dalam dua bulan. Kontennya? Berkat hajatan. Tapi isinya? budaya, kelas sosial, dan tawa getir yang dibungkus plastik bening. Aku gak bikin viral. Aku bikin orang diem sebentar—terus ketawa, terus mikir.
Founder & Owner Kaos Koala Kebumen custom T-shirt creative brand Setiap desain ada nadanya, ada emosinya. Ini bukan bisnis tekstil. Ini caraku bilang: “Ini tanahku. Ini gayaku. Dan ini bisa dijual.”
Mind Master Event Haul Pondok Pesantren dari 2007-Sekarang. yah Mind Master—begitu mereka menyebutku. Tapi aku cuma orang yang percaya bahwa spiritualitas bisa diatur tanpa kehilangan ruhnya. Aku menyusun, menyala, menunduk, dan memastikan semuanya khidmat tanpa kehilangan chaosnya.
Hal-hal yang Kutinggalkan agar Tak Lupa Pernah Berarti